Kamis, 05 Agustus 2010

Gudek Abimanyu Semarang


Gudeg Abimanyu yang dulunya bernama Gudeg Mbok Buthak/Mbok Dul ini ternyata bersejarah cukup panjang, mungkin sekitar 8 dasawarsa sedikitnya. Mbok Buthak alias Mbok Dul lah yang pertama kali berjualan di pinggir jalan Hasanudin sekarang di kisaran akhir tahun 1920-an, awal 1930-an.. kenapa dipanggil Mbok Buthak, ya karena memang rambutnya yang botak.

Berjualan di pinggir jalan Hasanudin sampai dengan tahun 1950-an membuat gudeg ramuan Mbok Dul menjadi kuliner favorit banyak warga Semarang. Sajian yang mak nyus, tradisional, menggerus lezat dan nikmat ujung syaraf perasa di lidah menjadikan gudeg Mbok Dul melegenda.

Kira-kira tahun '50 sampai '60-an, Mbok Dul pindah dari pinggir jalan masuk ke dalam satu gang di Abimanyu VII. Dan di sanalah nama Gudeg Abimanyu didapat dan di sanalah gudeg legendaris ini terus memanjakan lidah para pelanggan setianya turun temurun.

Menurut cerita sang cucu, proses regenerasi tidak terlalu mulus, karena semua anak-anak Mbok Dul menolak meneruskan family heritage ini. Para anak Mbok Dul merasa mendapat mandat keluarga demikian dirasakan cukup berat tanggungjawabnya. Justru sang cucu-lah yang akhirnya memberanikan diri menyerap semua ilmu sang nenek dan memutuskan untuk melestarikan warisan kuliner keluarga ini.
 
Sajian gudeg di sini cukup unik dan mungkin berbeda dengan gudeg-gudeg di tempat lain. Di sini disajikan juga bersama dengan gudeg dan sambel goreng kerecek: kol, ebi bumbu pedas dengan cabe rawit utuh, koyor (ini istilah di Semarang untuk urat/otot sapi), dan juga tahu putih dan sebagai finishing touch adalah siraman areh kental gurih nan nikmat.   

Selamat mencoba dan menikmati ya,,

nyam, nyam,,


0 komentar:

Gudek Abimanyu Semarang


Gudeg Abimanyu yang dulunya bernama Gudeg Mbok Buthak/Mbok Dul ini ternyata bersejarah cukup panjang, mungkin sekitar 8 dasawarsa sedikitnya. Mbok Buthak alias Mbok Dul lah yang pertama kali berjualan di pinggir jalan Hasanudin sekarang di kisaran akhir tahun 1920-an, awal 1930-an.. kenapa dipanggil Mbok Buthak, ya karena memang rambutnya yang botak.

Berjualan di pinggir jalan Hasanudin sampai dengan tahun 1950-an membuat gudeg ramuan Mbok Dul menjadi kuliner favorit banyak warga Semarang. Sajian yang mak nyus, tradisional, menggerus lezat dan nikmat ujung syaraf perasa di lidah menjadikan gudeg Mbok Dul melegenda.

Kira-kira tahun '50 sampai '60-an, Mbok Dul pindah dari pinggir jalan masuk ke dalam satu gang di Abimanyu VII. Dan di sanalah nama Gudeg Abimanyu didapat dan di sanalah gudeg legendaris ini terus memanjakan lidah para pelanggan setianya turun temurun.

Menurut cerita sang cucu, proses regenerasi tidak terlalu mulus, karena semua anak-anak Mbok Dul menolak meneruskan family heritage ini. Para anak Mbok Dul merasa mendapat mandat keluarga demikian dirasakan cukup berat tanggungjawabnya. Justru sang cucu-lah yang akhirnya memberanikan diri menyerap semua ilmu sang nenek dan memutuskan untuk melestarikan warisan kuliner keluarga ini.
 
Sajian gudeg di sini cukup unik dan mungkin berbeda dengan gudeg-gudeg di tempat lain. Di sini disajikan juga bersama dengan gudeg dan sambel goreng kerecek: kol, ebi bumbu pedas dengan cabe rawit utuh, koyor (ini istilah di Semarang untuk urat/otot sapi), dan juga tahu putih dan sebagai finishing touch adalah siraman areh kental gurih nan nikmat.   

Selamat mencoba dan menikmati ya,,

nyam, nyam,,


0 komentar: